Selasa, 26 April 2016

Jembatan Pulau Bangka

Pulau Bangka-Palembang Bakal Dihubungkan Jembatan Sepanjang 13 Kilometer

Jumat, 22 April 2016

 Bakal dibangun jembatan yang menghubungkan Sumatera Selatan dengan Kepulauan Bangka Belitung, tepatnya di Bangka Selatan. Wacana demikian diungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bangka Belitung, Hasanudin, melalui Kepala Bidang Bina Marga, Agus Arfandi, kepada bangkapos.com, Jumat (22/4/2016).

"Proyek jembatan penghubung Bangka-Sumatera itu baru sebatas wacana saja. Namun wacana proyek ini sudah pernah kita sampaikan ke sejumlah intansi terkait termasuk pihak Badan Pengembangan Insprastruktur Daerah serta pihak Bappenas pusat di Jakarta," ujar Agus.
Desa Permis, Pulau Besar, Kabupaten Bangka Selatan, dipilih sebagai ujung jembatan karena jaraknya cuma sekitar 10 kilometer ke Sumatera Selatan.
Sementara ujung jembatan di Sumatera Selatan akan dibangun di Ogan Komering Ilir di mana total panjang jembatan nanti diperkirakan mencapai 13 kilometer.
Wacana megaproyek ini sempat disampaikan Gubernur Babel, Rustam Effendi, di sela Musrenbang yang digelar di Novotel belum lama ini termasuk rakor di Kabupaten Belitung.
"Rencana megaproyek tersebut akan diwujudkan pada 2019 mendatang dengan ukuran panjang sekitar 13 kilometer. Wacana proyek jembatan penghubung Bangka-Sumatera ini justru banyak mendapat respon positif dari berbagai pihak terkait," jelas dia.
Masalah megaproyek ini adalah dana, namun demikian pihaknya berencana mencari investor yang berminat berinvestasi dalam proyek jembatan penghubung tersebut.
"Proyek ini memang butuh dana atau anggaran yang cukup besar namun kita upayakan untuk mencari investor yang mau berinvestasi dalam proyek ini," sambung Agus.

Jembatan Soekarno Sulut

Punya Panjang 1.127 Meter, Jembatan Soekarno Jadi Ikon Baru Manado

Punya Panjang 1.127 Meter, Jembatan Soekarno Jadi Ikon Baru Manado  

 Manado -Jembatan Ir. Soekarno di Manado, Sulawesi Utara telah diresmikan pada Mei 2015, setelah sempat terbengkalai 12 tahun. Jembatan sepanjang 1,127 km dan menelan biaya Rp 300 miliar ini punya pemandangan indah bila Anda berada di atasnya.

Bila Anda berdiri di atas jembatan ini, pemandangan Pulau Manado Tua terlihat indah dengan gunung yang menjulang di tengah-tengah laut Teluk Manado.

"Jembatan ini sudah teraspal sepenuhnya, jadi masyarakat bisa melewati. Ini jadi ikon Kota Manado. Dari jembatan ini kita bisa melihat Pulau Manado Tua," tutur Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hediyanto saat acara peresmian.

Proyek Jembatan Soekarno dimulai sejak tahun 2003 saat Presiden Megawati Soekarnoputri, panjang total 1.127 meter dan lebar 17 meter dengan anggaran Rp 300,28 miliar. Proyek ini didanai dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Pekerjaan ini dilaksanakan dengan kontrak tahunan dan kontrak tahun jamak.

Penyebab mangkraknya jembatan ini karena struktur tanah yang agak unik. Butuh penanganan khusus dalam pengerjaan jembatan yang kontraktornya adalah PT Hutama Karya (Persero).

"Jadi jembatan ini butuh penanganan khusus seperti penambahan dan penguatan pondasi, dan kabel penyangga ini kan jembatan gantung," jelas Hediyanto.

Jumat, 08 April 2016

Reklamasi Teluk Jakarta

Membedah Dokumen Reklamasi

4 Keputusan Gubernur yang Diteken Ahok Terkait Izin Reklamasi ke Pengembang


4 Keputusan Gubernur yang Diteken Ahok Terkait Izin Reklamasi ke Pengembang Foto: Rachmadin Ismail
Jakarta - Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menerbitkan empat izin reklamasi ke pengembang sejak tahun 2014. Saat itu, dia menjadi gubernur menggantikan Joko Widodo yang terpilih sebagai presiden.

Empat keputusan gubernur tersebut dibuat pertama kali pada 23 Desember 2014. Setelah itu, dua keputusan diterbitkan pada 22 Oktober 2015 dan keputusan terakhir pada 17 November 2015. Berikut daftar lengkapnya:

1. Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau G


Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2238 Tahun 2014 tentang Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau G
Kepada PT Muara Wisesa Samudra terbit pada tanggal 23 Desember 2014;

2. Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau F



Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2268 Tahun 2015 tentang Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau F Kepada PT Jakarta Propertindo, terbit pada tanggal 22 Oktober 2015.

3. Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau I




Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2269 Tahun 2015 tentang Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau I kepada PT Jaladri Kartika Ekapaksi, terbit pada tanggal 22 Oktober 2015.

4. Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau K


Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2485 Tahun 2015 tentang Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau K kepada PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk, terbit pada tanggal 17 November 2015.

Dikeluarkannya empat izin ini menuai gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Para nelayan yang didampingi LBH Jakarta bergabung dengan Walhi dan KIARA mempertanyakan kewenangan Ahok dan sejumlah kebijakannya terkait reklamasi. Sidang putusan akan berlangsung dalam beberapa pekan ke depan.
sumber : http://news.detik.com/berita/3182589/4-keputusan-gubernur-yang-diteken-ahok-terkait-izin-reklamasi-ke-pengembang

Rabu, 06 April 2016

Jembatan Pancasila NTT

Jembatan Pancasila Palmerah yang Ikonik dan Religius

Jembatan Pancasila Palmerah yang Ikonik dan Religius
ISTIMEWA
JEMBATAN PALMERAH - Jembatan Pancasila Palmerah di Kabupaten Flores Timur. 
POS KUPANG.COM, KUPANG - SALAH satu pertanyaan yang sering muncul saat dimulainya rencana Pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah di Kabupaten Flores Timur (Flotim) dua tahun lalu ialah seperti apa tipe atau model jembatan yang akan dibangun tersebut? Sebab selama ini, masyarakat di daerah ini belum pernah melihat jembatan yang panjangnya mendekati seribu meter itu. Apalagi menghubungkan dua pulau yang dipisahkan laut.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Tidal BV sebagai calon investor telah melakukan sebuah proses sayembara mendisain tipe atau model jembatan yang akan dibangun. Sayembara ini dilakukan  Tidal diluar kontrak yang dilakukan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X Kupang dan PT Buana Archichon sebagai konsultan pemenang Pra FS (Feasibility Study).
Untuk mendisain tipe atau model jembatan ini,  Tidal menawarkan kepada Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi NTT. Dalam sayembara ini, PT Tidal menyiapkan dana Rp 100 juta diberikan kepada IAI untuk melakukan sayembara. Sayembara itu pun sudah dilaksanakan. Berdasarkan surat dari Tidal BV, Dinas PU dan Tata Ruang NTT meminta IAI untuk menjaring model dari seluruh para arsitek di IAI yang ada di NTT, termasuk arsitek diluar NTT yang ingin berkontribusi.
Ads by AdAsia
Error loading player: No playable sources found
Learn More
Hasil 'penugasan' Dinas PU dan Tata Ruang NTT kepada IAI itu terciptalah 20 model atau tipe jembatan. "Dari 20 tipe yang diterima dari IAI itu, saya serahkan ke Tidal BV dalam hal ini Mr. Erick dan Mr. Andre," kata Kadis PU dan Tata Ruang NTT, Ir. Andre W Koreh, MT, Selasa (8/8/2017).
Andre menjelaskan, dari 20 model yang diserahkan, Tidal melakukan seleksi sesuai kriteria. Kriteria-kriteria yang mereka pasang antara lain disain harus ikonik (harus punya ikon tersendiri), tapi juga harus ada unsur religius dan unsur budayanya. Selain itu harus visible. "Artinya, jangan sampai terlalu ikonik justru menjadi tidak visible atau tidak layak dari sisi cost-nya. Inilah yang menjadi pertimbangan mereka," jelas Andre.
Setelah menyeleksi 20 disain tersebut, Tidal BV mengambil enam disain yang menurut mereka yang terbaik. Dan dari enam disain itu, Tidal meminta waktu Gubernur NTT untuk mereka presentasikan. Presentasi dilakukan Tidal sendiri, bukan oleh ikatan IAI. IAI sebagai penyalur ide hanya hadir menyaksikan bagaimana Tidal mempresentasikan model jembatan hasil disain tersebut.
"Dari enam disain model tersebut, Tidal BV dan Gubernur NTT mewakili Pemerintah Indonesia menyetujui satu model, yaitu dari salah satu tim arsitek nomor 11 dari Undana. Model itulah yang sekaràng dipublish," jelas Andre.
Mewakili Seluruh NTT
Mengapa Tidal menyukai disain ini? Menurut Andre, Tidal merasa surprise karena disain ini dilakukan anak NTT dan mereka melihat ternyata putra-putra NTT tidak kalah. Mereka surprise karena model jembatan seperti ini ternyata merangkum semua filosofi yang diinginkan.
Pertama, jembatan ini dinamakan Jembatan Pancasila Palmerah. Pancasila sebagai dasar negara tampak dalam disain ini. Ada garuda di depannya.
Kedua, disain ini juga ikonik. Kalau dilihat dari jauh seperti ada dua ikan besar. Satu ikan besar dari arah Larantuka dengan panjang 250 meter, dan satu ikan agak kecil dari arah Adonara dengan panjang 150 meter. Jadi ada dua ikan yang berhadap-hadapan. Rangka-rangka atau tulang-tulang ikan itu menjadi ikon-ikon juga. Bentuknya semacam gading.
Ikan ini sangat kental ada di seluruh dunia. Tapi lokasi ini juga dekat Lembata dimana ada ikan paus yang selalu menjadi obyek wisata. Karena itu tidak salah kalau diangkat bentuk ikan itu sebagai ikon.
Bentuk-bentuk filosofi ini, menurut Tidal, sangat NTT, tapi juga sangat mendunia. Tidal mengatakan, bahwa seumur mereka, mereka belum pernah melihat bentuk jembatan seperti ini, sehingga mereka sangat terkesan dengan disain ini. Tidal memberikan poin tertinggi pada model ini dari enam model yang diambil. Gubernur NTT juga menerima model ini.
Ketiga, di tengah jembatan di bagian pertemuan antara jalan dan jembatan dipasang patung. Ada patung Bunda Maria dari arah Larantuka dan ada patung Yesus Kristus dari arah Adonara. Jadi itulah nilai-nilai religius yang ada di jembatan ini. Sementara di pinggir jembatan dipasang gambar-gambar relief motif-motif NTT. Juga ada beberapa budaya NTT, sehingga sangat mewakili seluruh NTT. "Di sana juga nanti ada motif tenun ikat Sumba, ada kuda, ada tari hedung dari Flores, Adonara dan beberapa budaya NTT lainnya. Itu sebabnya model ini mendapat poin tertinggi," katanya.
Berdasarkan hasil presentasi itu, kata Andre, maka ia sebagai kepala dinas mengambil dan membuat surat keputusan yang menyatakan mengambil model yang dipilih oleh seluruh peserta itu. IAI sebagai pemberi/pencetus ide dan Tidal BV sebagai owner yang mengalokasikan anggaran, gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dan juga sebagai kepala daerah melihat model ini sudah mewakili seluruh kepentingan sehingga diputuskanlah bahwa inilah model disain yang akan dilaksanakan di Jembatan Pancasila Palmerah.
Ads by AdAsia
Error loading player: No playable sources found
Learn More
"Tidal langsung memanggil tim yang menang untuk bekerjasama pada saat pembuatan detail engineering-nya. Karena itu bangunan dalam bentuk model. Jadi sekarang mereka sudah bekerjasama dengan pemenang," katanya.
Jika tidak ada halangan, tanggal 15 Agustus ini Tidal BV datang ke Indonesia. Mereka juga akan mengikuti upacara kenegaraan di Indonesia. Mereka menawarkan diri, dan mereka juga ingin menyaksikan pameran pembangunan dimana di dalam pameran ini nanti bentuk Jembatan Pancasila Palmerah yang sudah disepakati akan dipamerkan.
Tidal berkepentingan dalam mendisain model jembatan ini karena merekalah yang akan menyusun FS-nya. Sebab, yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia saat ini hanya Pra FS. "Tidal menyusun FS karena kalau sudah FS berarti sudah menyangkut cost. Jadi cost-nya harus sudah pasti. Berapa biaya yang akan mereka butuhkan untuk membangun fisiknya dan berapa benefit (income) yang diperoleh. Jadi yang dilakukan ini diluar dari apa yang ada dalam kontrak Pra FS," kata Andre.

Berharap Groundbreaking Desember 2017
Panjang Jembatan Pancasila Palmerah yang akan dibangun seluruhnya 800 meter. Untuk bangunan atas calon investor serahkan ke Indonesia. Bangunan atas terdiri dari dua sisi atau arah yang dipasang ikan, yaitu 150 meter ke arah Adonara, dan 250 meter ke arah Larantuka. Untuk bangunan atas ini Tidal namakan Civil Bridge. Mereka sepenuhnya mengikuti peraturan jembatan yang dibuat oleh Pemerintah Indonesia.
Sedangkan bangunan bawah atau di tengah-tengah sepanjang 400 meter menjadi tanggung jawab Tidal. Tidal akan memasang turbin di bangunan sepanjang 400 meter ini karena disinilah arus yang paling deras. Tidal menamakan bangunan bawah sepanjang 400 meter Tidal Bridge. Di bangunan sepanjang 400 meter yang dipasang turbin itu akan dibangun sesuai kaidah mereka (Tidal).
Untuk progres Pra SF saat ini, Andre mengaku belum meng-update kembali perkembangannya. Apalagi ia tidak turut mengendalikan pelaksanaan Pra FS tersebut. Tapi dari laporan tiga pekan sebelumnya, progres Pra FS sudah mencapai 23 persen. Meski demikian ia percaya Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X Kupang akan melakukan pengendalian secara baik dan benar sebagaimana layaknya mengendalikan sebuah proyek studi seperti itu. Dan secara simultan calon investor juga sudah mempersiapkan langkah-langkah antisipatif. "Kita berharap Desember 2017 ini dilakukan groundbreaking, " katanya
Sumber : http://kupang.tribunnews.com/2017/08/18/jembatan-pancasila-palmerah-yang-ikonik-dan-religius

Pemprov NTT Usulkan Nama “Pancasila” untuk Jembatan Terpanjang di NTT

KBRN, Kupang : Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk memberi nama “Pancasila” untuk Jembatan terpanjang di NTT yang akan di bangun menghubungkan Pulau Flores dan Pulau Adonara.
“Kita sudah usulkan ke Presiden agar Jembatan terpanjang di NTT di beri nama Pancasila,“ ungkap Gubernur NTT Frans Leburaya, Selasa (13/10/2015).
Kepala Dinas Pekerjaan Umum NTT, Andre Koreh yang dikonfirmasi terpisah, membenarkan soal usulan itu. Menurutnya, salah satu alasan mendasar dari usulan pemberian nama Pancasila kepada jembatan Palmerah, yakni karena sejarah lahirnya Pancasila dari Pulau Flores khususnya di Ende.
“Pertimbangan mendasar dari usulan itu yakni Pancasila lahir dari hasil permenungan Presiden Soekarno ketika di buang di Ende Pulau Flores,“ kata Andre Koreh.
Berkaitan dengan rencana pembangunan Jembatan sepanjang 700 meter lebih itu,  menurut Andre Koreh saat ini telah memasuki tahapan akhir dati pra visibility studi oleh Tim Konsultan yang melakukan kajian.
“Pemprov NTT juga sudah berkoordinasi dengan Kementrian PU-PERA untuk lanjutan studi dan detail desain engineering jembatan itu di tahun 2016,“ tambah Andre.
Rencana Pembangunan Jembatan tersebut di dasari hasil kajian makro Pemerintah Provinsi, bahwa  wilayah Palau di Pulau Flores dan Tanah Merah di Pulau Adonara merupakan titik terpendek dari deretan pulau – pulau yang ada di NTT. Selain terpendek, kedua wilayah tersebut memiliki potensi lebih di banding pulau – pulau lain yang juga berdekatan
http://rri.co.id/post/berita/208870/daerah/pemprov_ntt_usulkan_nama_pancasila_untuk_jembatan_terpanjang_di_ntt.html

Jembatan Pulau Balang Kalimantan Timur

Dibangun Agustus 2015, Ini Penampakan Proyek Jembatan 804 Meter di Balikpapan

Dibangun Agustus 2015, Ini Penampakan Proyek Jembatan 804 Meter di Balikpapan Foto: Dok. Kementerian PUPR
Jakarta -Tak mau ketinggalan dengan pekerjaan infrastruktur lain di luar Pulau Jawa, Pembangunan Jembatan Pulau Balang II di Balikpapan, Kalimantan Timur sepanjang 804 meter juga terus dikebut pekerjaannya.

Proyek yang merupakan kelanjutan dari pembangunan jembatan Pulau Balang I ini terus menunjukkan perkembangan.

"Sudah 7 bulan, sekarang pekerjaan fisik sudah sekitar 12% perkembangannya," ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jembatan Pulau Balang, Monang Saut Reynold, saat dihubungi detikFinance, Kamis (7/4/2016).



Ia mengatakan, di lapangan sendiri, pekerjaan yang dilakukan meliputi persiapan konstruksi, pembuatan pondasi jembatan di sisi darat dan persiapan pembuatan pondasi jembatan yang bentangnya berada di atas permukaan laut.

"Pondasi kalau yang di darat sudah banyak yang terpasang pilar-pilarnya. Untuk yang dilaut sedang persiapan. Karena nggak bisa main asal pasang tiang pancang, harus buat platform (pijakan) dulu. Kalau nggak ada platform nanti alat berat yang mau pasang mau ditaruh mana?" tutur dia.

Sebagai gambaran, Jembatan Pulau Balang I dan II merupakan rangkaian jembatan yang menghubungkan Balikpapan dan Penajam. Bentang jembatan pertama dan kedua bertemu di atas sebuah pulau bernama Pulau Balang, sehingga jembatan ini diberi nama Jembatan Pulau Balang.

Bila diukur secara total, panjang keseluruhan jembatan Pulau Balang I dan II mencapai 1,27 km.



Kontrak pembangunan jembatan ini telah dilakukan pada 21 Agustus 2015 dengan nilai Kontrak Rp 1,33 triliun yang terbagi dalam 4 tahun anggaran 2015-2019 yang sepenuhnya ditanggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sebesar Rp 320,2 miliar di tahun 2015, Rp 520,6 miliar di tahun 2016, Rp 303,2 miliar di tahun 2017, Rp 143,6 miliar di tahun 2018, dan Rp 43,4 milar di tahun 2019.

Dipercaya sebagai pelaksana pembangunan konstruksi adalah PT Hutama Karya, PT Adhi Karya dan PT Bangun Cipta yang bekerja sama dengan konsep Kerja Sama Operasi (KSO).

"Diharapkan pekerjaan selesai tepat waktu. Tapi kami tengah mengupayakan percepatan pembangunan agar selesai lebih awal," pungkas dia.

Pembangunan Jembatan ini terus mendapat perhatian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Selama 7 bulan ini, Pak Dirjen (Dirjen Bina Marga Kementeri PUPR Hediyanto W Husaini), sudah 3 kali ke sini untuk memantau pekerjaan. Beliau puas sekali dengan perkembanganya," tutur Monang.



Pantauan langsung ini, merupakan salah satu amanah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dalam beberapa kesempatan menegaskan pejabat tinggi negara tidak boleh lengah dan harus terus melakukan pantauan terhadap berbagai proyek infrastruktur yang sedang dikerjakan.

Tujuannya, untuk memastikan pekerjaan proyek infrastruktur yang dilakukan berkembang sesuai dengan target yang telah dicanangkan di awal.

Selain itu, langkah ini juga diperlukan agar berbagai kendala yang menghambat di lapangan bisa segera mungkin dideteksi dan diatasi. Juga untuk memastikan kualitas pekerjaan sesuai dengan standar kualitas dan keamanan yang diharapkan.

"Semua kan butuh disiapkan matang agar proyek tidak asal cepat selesai tetapi kualitas pekerjaannya baik. Yang kita bangun ini infrastruktur, yang dipakai masyarakat. Jadi, safety (keamanan) itu yang paling utama," pungkas dia.
http://finance.detik.com/read/2016/04/07/084313/3181748/4/dibangun-agustus-2015-ini-penampakan-proyek-jembatan-804-meter-di-balikpapan?f9911023

Senin, 04 April 2016

Jembatan Tengku Aagung Sultanah Latifah Riau

KEMEGAHAN JEMBATAN TENGKU AGUNG SULTANAH LATIFAH

15 Jul

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan melancong ke Siak. Wah kesempatan nih buat ambil gambar untuk ngisi blog ini. Sudah lama juga tidak jalan ke Siak. Terakhir waktu mengurus legalisir KTP. Objek foto yang layak untuk dipublikasikan dari kota siak ini adalah jembatan siak.

Petunjuk arah, wah dekat lagi nih siak...
Yah hampir semua jembatan yang memotong sungai Siak di Riau ini di panggil dengan jembatan Siak. Tapi jangan salah jembatan ini ada namanya loh. Namanya Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah.

Tepian jembatan tengku Agung sultanah latifah
Letaknya di kota Siak Sri inderapura. Nama jembatan ini diambil dari nama istri Raja Siak Sultan Syarif Hashim. Jembatan Sultan Syarif Hashim sudah pernah saya liput diartikel sebelumnya, nah jembatan sultan syarif Hashim inilah pasangan jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah.

JASL dilihat dari kejauhan
Jembatan Ini diresmikan tanggal 11 Agustus 2007 dan peresmiannya langsung oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Biaya pembangunan jembatan ini berasal dari APBD Kab Siak. Ya murni dari APBD kab. Siak. Berapa biayanya…? 277,65 Milyar bro…! fery Fantastic… Jembatan ini mempunyai panjang 1.196 meter. Pemandangan dari atas jembatan ini sangat lah indah. Dari sini Brother semua bisa melihat kemegahan kota siak. Islamic Center, Gedung –gedung perkantoran, taman kota dan lain-lain. So… kalau ada kesempatan dan dana kalau yang jauh… berkunjunglah ke sini… Berminat…?
Nah ini galeri jembatan siak hasil jepretan saya

JTASL dilihat dari tepian sungai siak

JTASL dilihat dari teras mesjid islamic center

JTASL dilihat dari parkiran islamic center

JTASL bro... diatas trotoarnya nih

jalan ke islamic center diliahat dari atas JTASL

Sungai siak dilihat dari atas JTASL

Tower JTASL denger-denger ada lift biar bisa masuk keruangan diatas tower

trotoar JTASL dari sini nih enak ambil gambar







Minggu, 03 April 2016

Jembatan selat Sunda

Jembatan Selat Sunda

g. 1301501473113185446 Jembatan

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ganibazar/informasi-tentang-rencana-pembangunan-jembatan-selat-sunda_5500a486a33311376f511b88

 Informasi Tentang Rencana Pembangunan Jembatan Selat Sunda

1301501473113185446

g. 1301501473113185446 Jembatan

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ganibazar/informasi-tentang-rencana-pembangunan-jembatan-selat-sunda_5500a486a33311376f511b88

JEMBATAN SELAT SUNDA




Denah Jembatan Selat Sunda. BPK akan berikan opini proyek 
Jembatan Selat Sunda (JSS) adalah salah satu proyek besar pembangunan jembatan yang melintasi Selat Sunda sebagai penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Proyek ini dicetuskan pada tahun 1960 dan sekarang akan merupakan bagian dari proyek Asian Highway Network (Trans Asia Highway dan Trans Asia Railway) [1]. Dana proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) direncanakan berasal dari pembiayaan konsorsium diperkirakan menelan biaya sekitar 10 miliar dolar AS atau 100 triliun rupiah [2]yang akan dipimpin oleh perusahaan PT Bangungraha Sejahtera Mulia {BSM). Menurut rencana panjang JSS ini mencapai panjang keseluruhan 31 kilometer dengan lebar 60 meter, masing-masing sisi mempunyai 3 lajur untuk kendaraan roda empat dan lajur ganda untuk kereta api akan mempunyai ketinggian maksimum 70 meter dari permukaan air. JSS telah diluncurkan dalam soft launching pada tahun 2007 dan akan dimulai pembangunannya pada tahun 2010 [3]dan diperkirakan dapat mulai dioperasikan pada tahun 2020[4].
Namun oleh Presiden Joko Widodo, rencana pembangunan dihentikan total dan perencanaannya tidak akan dilanjutkan pada masa pemerintahannya karena disebutkan "tidak sesuai dengan visi misi pemerintahannya".

Sejarah


penampang melintang Jembatan Selat Sunda
Jembatan ini berawal dari gagasan Prof. Sedyatmo (alm), seorang guru besar di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1960 disebut dengan nama Tri Nusa Bima­sakti yang berarti penghubung antara tiga pulau; yaitu Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali. Kemudian, pada tahun 1965 Soekarno sebagai presiden RI memerintahkan kepada ITB agar melakukan uji coba desain penghubung di mana hasil dari percobaan tersebut berupa sebuah tero­wong­an tunel, yang pada awal Juni 1989 terselesaikan dan diserahkan kepada Soeharto selaku presiden RI pada saat itu. Pada tahun 1997, Soeharto memerintahkan kepada BJ Habibie selaku Menristek agar mengerjakan proyek yang diberi nama Tri Nusa Bima­sakti. Pada tahun 1990-an Prof. Wiratman Wangsadinata dan Dr.Ir. Jodi Firmansyah melakukan pengkajian uji coba desain kembali terhadap perencanaan peng­hu­bungan antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera, pada hasil pengkajian menyatakan bahwa penghubung dengan melalui sebuah jembatan ternyata lebih layak bila dibandingkan dengan penghubung dengan melalui sebuah tero­wong­an di bawah dasar laut. Sedangkan, untuk Jembatan Selat Bali yang menghubungkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali belum terlaksana karena pemerintahan daerah Provinsi Bali belum bersedia.

sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Selat_Sunda

Gubernur Lampung: Model Apa Negara Begini?  

Kamis, 11 Oktober 2012 |


Gubernur Lampung: Model Apa Negara Begini?  
Sjachroedin Zainal Pagaralam. TEMPO/ Bernard Chaniago
TEMPO.CO, Depok - Hingga kini rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda masih terkatung-katung. Belum jelas kapan jembatan yang bakal menghubungkan Pulau Jawa dengan Sumatera itu digarap.

Kondisi ini membuat Gubernur Lampung, Komisaris Jenderal Sjachroedin, kesal. Kekesalannya iIa tumpahkan saat menjadi pembicara dalam diskusi panel tentang Jembatan Selat Sunda di Balai Sidang Universitas Indonesia.

"Belum dilaksanakan sudah banyak yang protes. Belum jalan sudah diprotes. Model apa negara begini?" katanya di depan peserta diskusi, Kamis, 11 Oktober 2012. 
Lagi pula, kata Menurut Sjachroedin, perencanaan Jembatan Selat Sunda sudah tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011.

Kemudian, Kementerian Keuangan telah menyatakan proyek tersebut akan memakai dana APBN. Namun, dirinya tidak habis pikir kenapa proyek itu belum juga terealisasi. "Saya dengarnya jadi urut dada. Dari mana duitnya masa bodoh. Siapa yang mau laksanakan terserah. Ini masalahnya sudah mendesak," katanya. 





Sjachroedin juga mengatakan pembangunan JSS sudah sangat mendesak di depan mata. Dirinya khawatir para investor merasa terombang-ambing karena ketidakpastian waktu dan hukumnya. "Investor akan masuk kalau ada jaminan keamanan, infrastruktur baik, dan pengamanan," katanya.


Kemacetan penyebrangan Bakauheni-Merak, kata Sjachroedin, terus berulang. Jika Jembatan Selat Sunda sudah dibangun, bisa dipastikan tak ada lagi kemacetan di antara dua wilayah itu. "Negara akan maju kalau provinsi maju," kata dia.

Dia menyatakan, di satu sisi pihaknya harus mematuhi Perpres 86 Tahun 2011 itu. Tetapi, dirinya sudah lelah menunggu hampir 10 bulan tanpa ada berita baik. "Waktu berjalan terus. Pembangunan JSS akan dimulai awal 2014. Lah, kapan ini?" katanya.


Sjachroedin menjelaskan sebenarnya banyak potensi Lampung yang menunjang perekonomian Jawa dan Sumatera. Dia juga membandingkan potensi Jembatan Suramadu dan JSS. Menurutnya, JSS hanya menghubungkan empat kabupaten, sedangkan JSS akan melalui 10 provinsi. Dirinya menyayangkan kenapa JSS tidak bisa dibangun secepat Jembatan Suramadu.

sumber : https://bisnis.tempo.co/read/news/2012/10/11/090435114/gubernur-lampung-model-apa-negara-begini

Menkeu Tolak Jamin FS JSS, Atut Tetap Ngotot

3 Jul 2012
Serang - Menteri Keuangan Agus Martowardjo menolak menanggung biaya Feasibility Study (FS) Jembatan Selat Sunda (JSS) sebesar Rp3 triliun, dengan alasan pemerintah tidak ingin merugi. Sementara, Gubernur Banten Rt Atut Chosiah tetap ngotot meminta JSS tetap dibangun tahun 2014.”Terkait statemen Menkeu yang menolak memberikan jaminan pada pembangunan JSS, itu bukan alasan untuk menunda pembangunan. Pemprov Banten bersama Pemprov Lampung tetap mengacu pada Perpres bahwa pembangunan selat sunda akan dilaksanakan pada tahun 2014,” ungkap Atut usai pembukaan Musyawarah Provinsi III Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Banten di Hotel Ratu Bidakara, Kota Serang Senin, (2/7/2012).Atut berharap, pemerintah pusat dapat segera menyelesaikannya. Sebab dikhawatirkan perencanaan tersebut tidak terlaksana pada 2014. “Jangan sampai gara-gara penolakan tersebut proyek nasional malah terus mundur,” katanya.     Sebelumnya, pada beberapa media massa nasional, Menteri Keuangan, Agus Martowardjo menolak menanggung biaya feasibility Study, yang menyangkut pembiayaan yang diusulkan. Agus juga mengatakan JSS merupakan usul dari swasta, namun pemrakarsa proyek datang tanpa studi kelayakan.Agus menegaskan, hal itu adalah bentuk kehati-kehatian dalam menjalankan proyek yang memerlukan penjaminan pemerintah. Dari pengalaman mengenai proyek yang dijamin pemerintah, dia mencontohkan, pemerintah merugi dan harus membayar 400 juta dollar.”Ini menjadi pelajaran, proyek strategis yang datang atas prakarsa swasta di dunia umumnya cenderung bermasalah,” kata dia.Agus juga membantah jika dinilai tidak mendukung proyek ini. “Visinya kami dukung karena ini janji Presiden,” ujarnya. Keberatannya menjadi penjamin proyek ini karena ia harus menjaga keuangan negara. “Sebagai bendahara umum negara saya harus menjaga (keuangan negara),” katanya.

sumber : http://kontakmediainfo.blogdetik.com/2012/07/03/menkeu-tolak-jamin-fs-jss-atut-tetap-ngotot/

Tim 7 Proyek Jembatan Selat Sunda Kompak Tutup Mulut

 Tim 7 Proyek Jembatan Selat Sunda Kompak Tutup Mulut
Jakarta -Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengaku pembahasan mengenai Jembatan Selat Sunda (JSS) masih belum selesai. Oleh sebab itu, semua anggota tim 7 JSS kompak untuk tidak membicarakan perkembangan pembahasan JSS kepada publik.

"Yang lain juga tidak pernah jawabkan, jadi memang kita sepakatnya begitu, belum lah," ujar Djoko singkat saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (20/12/2012).

Meskipun demikian, Djoko mengaku tengah memperbaiki jalan lintas Selatan Jawa yang merupakan terusan dari JSS, dari wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.

Pembahasan proyek ini dilakukan oleh Tim 7 yang terdiri dari Menteri Pekerjaan Umum dengan anggota Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Perindustrian, Sekretaris Kabinet, dan Kepala Bappenas ditunjuk oleh Presiden SBY.

Jembatan Selat Sunda ditargetkan mulai groundbreaking tahun 2014. Proyek jembatan sepanjang 29 Km itu rencananya akan menelan dana sedikitnya Rp 100 triliun.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo sempat mengusulkan revisi Perpres No 86 Tahun 2011 tentang Kawasan Strategis Infrastruktur Selat Sunda (KSISS).

Dalam perkembanganya usulan itu menuai perdebatan karena bakal mengancam kiprah pemrakarsa (pemda Lampung-Banten dan Artha Graha) untuk menyiapkan proyek JSS termasuk studi kelayakan dan basic design.

Masalah ini dibahas di kantor menko, yang kemudian dibentuk tim 7 sebagai tim inti yang membahas perbaikan maupun rekomendasi terkait persiapan pembangunan JSS. Sejak Juli lalu sejatinya masalah ini sudah ada keputusan namun hingga kini sudah 6 bulan tak ada hasil..
sumber : http://finance.detik.com/read/2012/12/20/190948/2123918/4/tim-7-proyek-jembatan-selat-sunda-kompak-tutup-mulut

Sejarah Kontroversi Proyek Jembatan Selat Sunda  

Senin, 30 Juli 2012 
Sejarah Kontroversi Proyek Jembatan Selat Sunda  
Bangun Rancang Jembatan Selat Sunda yang akan dibangun. Dok: PT Wiratman and Associates
TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal proyek monumental ini dari masa ke masa?

1960
Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti

1965
ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam peringatan HUT RI ke-20.

1986
Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti.

1988-1992
Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan jembatan (29 kilometer).

1997
Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun.

1998
Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik.

2004
Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman.

2007
Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah Suzetta.

2008
Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kabinet.

2009
- Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah.
- ITS menolak pembangunan jembatan.

2011
Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya sendiri.

2012
- Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa sendiri.
Kontroversi Pembangunan Jembatan Selat Sunda: Latar Belakang dan Prospeknya!
- Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara.

- Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya Perpres Nomor 86 tak diubah.
sumber : http://m.tempo.co/read/news/2012/07/30/090420183/Sejarah-Kontroversi-Proyek-Jembatan-Selat-Sunda

Jembatan Selat Sunda : Menebar Mimpi, Menuai Rekor

Jembatan Selat Sunda (JSS) adalah jembatan yang telah lama dimimpikan bangsa kita. Jembatan yang dimulai dari mimpi ini akan memecahkan rekor dunia dalam pembangunan jembatan dengan bentang / span terpanjang di Dunia.
Jembatan ini merupakan bagian dari Sistem Jaringan Jalan Asia atau Trans Asian Highway yang cikal bakalnya telah dimulai tahun 1971 yang lalu. Pembentukan jaringan ini didasarkan pada pengamatan para ahli ekonomi dunia yang menunjukkan bahwa dalam dasawarsa ini perekonomian negara-negara di kawasan Asia berkembang dengan angka pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan kawasan lainnya, yang ditandai dengan meningkatnya arus barang dan penumpang yang menggunakan prasarana jalan dan fasilitas penyeberangan antar bangsa sebagai kemajuan pesat dalam bidang kerjasama ekonomi di kawasan Asia Pasifik.

Peta Trans Asian Highway

Survey Membuktikan…
Pertumbuhan volume kendaraan yang menggunakan penyeberangan (Merak – Bakauhuni) ini lebih dari 11% per tahun. Pertumbuhan volume kendaraan yang demikian besar ini belum diimbangi dengan pertumbuhan pengadaan prasarana pendukungnya. Sehingga pada volume puncak seperti pada saat lebaran timbul kemacetan yang luar biasa.

Peta Merak – Bakauhuni
Dari data ASDP (Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan) antara tahun 1998-2001, per tahun menyeberangkan rata-rata 6.871.478 orang, 1.034.143 unit kendaraan dan 3.643.442 ton barang. Dari data ini, menunjukkan selain bagi manusia manusia, peran amat penting lain adalah bagi mobilitas barang. Dari pengamatan, selama angkutan hari raya dan liburan, ada sekitar 400.000 – 600.000 orang melintas dan 3.500-6.000 unit kendaraan campuran yang menyeberang dan sebagian besar adalah angkutan penumpang. Sedangkan pada hari-hari biasa antara 2.600-2.800 unit kendaraan campuran, sebagian besar (sekitar 1.800 unit) adalah truk pengangkut hasil pertanian dan agrobisnis dari Sumatra.

Menebar Mimpi
Tingginya kebutuhan akan aksesibilitas yang cepat dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera dan sebaliknya akibat perkembangan wilayah dan ketergantungan produksi dan konsumen yang sudah sangat tinggi antar kedua pulau. Pelayanan transportasi barang, orang dan jasa antar kedua pulau dengan penyeberangan kapal feri semakin lama semakin tidak optimal, yang disebabkan karena banyaknya faktor ketergantungan (alam, waktu, kapasitas dan lain lain.)
Sejak tahun 1986 BPPT, Departemen Pekerjaan Umum dan Bappenas secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri telah memulai mempelajari sistem transportasi penyeberangan antara Jawa-Sumatra. Studi pendahuluan yang dilakukan meliputi studi topografi, geologi, geologi teknik, oseanografi dan transportasi. Dari studi-studi yang dilakukan diharapkan dapat menjawab permasalahan transportasi yang ada pada penyeberangan ferry Merak-Bakauheni untuk saat ini dan waktu mendatang dengan tujuan puncak (ultimate goal) adalah menciptakan prasarana penghubung pulau Jawa-Sumatra yang dapat mendukung perkembangan perekonomian sosial dan budaya antara ke dua pulau tersebut.
Salah satu alternatif mengatasi hal tersebut adalah dengan pembangunan Jembatan Selat Sunda, yang merupakan bagian dari jaringan transportasi lalu lintas antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera seperti yang tercantum pada PP 47/1997. Jembatan Selat Sunda mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan keterkaitan hubungan sosial, politik, ekonomi dan fisik Pulau Jawa dan Pulau Sumatera diantaranya :
  • Sebagai simpul yang menghubungkan sistem jaringan jalan arteri primer lintas Jawa – Sumatera
  • Mendorong pertumbuhan dan pemerataan proses sosial ekonomi Jawa – Sumatera.
  • Perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menciptakan keseimbangan politis dan pertahanan keamanan sebagai dampak pemerataan kegiatan ekonomi Jawa – Sumatera

Tantangan itu…
Kondisi lingkungan di sekitar Jembatan Selat Sunda yang menjadi hambatan dan tantangan dalam perencanaannya adalah sebagai berikut:
  • Berada di wilayah gempa
  • angin yang kencang, pertemuan laut terbuka (samudera Hindia) dan laut tertutup (laut Jawa)
  • arus laut yang kencang
  • merupakan tempat lalu lintas kapal maka diperlukan ketinggian jembatan yang cukup istimewa
Daerah sekitar Selat Sunda dari sudut geologi merupakan daerah yang labil. Salah satu kunci untuk memahami proses deformasi kerak bumi yang terjadi dilokasi ini adalah dengan cara mengamati dan mempelajari mekanisme sesar Sumatera, khususnya pada segmen sesar Semangko. Adanya gunung Krakatau di Selat Sunda juga erat hubungannya dengan sesar ini. Sesar Sumatera ini memanjang dari Aceh sampai ke Selat Sunda.

Kronologis Design
Jembatan Selat Sunda (JSS) mulai direncanakan dibangun sejak 1960 yang dicetuskan oleh Prof Sedyato dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menghubungkan Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali. Rencana itu kemudian ditindaklanjuti dengan menyusun desain percobaan pada 1965. Rencana ini diteruskan oleh Presiden Soeharto pada 1986 dengan menunjuk BPPT untuk melaksanakan “Trinusa Bimasakti”, serta studi mengenai kondisi alam dan pengembangan teknis. Di tahun yang sama, Departemen Pekerjaan Umum (DPU) melakukan studi sosio ekonomi terkait estimasi perlintasan lalu lintas. Pada 1997 Prof Dr Wiratman, akademisi ITB, melakukan studi awal dan memberikan rekomendasi bahwa jembatan panjang merupakan alternatif terbaik dibanding terowongan. Rencana pembangunan JSS dilanjutkan oleh Departemen Kimpraswil dengan menandatangani MoU bersama Kementerian Perhubungan RRC pada 2002. Dalam MoU kedua negara bersepakat melakukan studi teknologi spesifik dan investigasi geologi pada JSS.
Panjang trase Jembatan Selat Sunda direncanakan sepanjang 27,4 km namun lokasi titik awal dan akhirnya belum ditetapkan (masih dalam tahap pre-FS). Pulau-pulau yang dilalui adalah pulau Kandang Lumuk, pulau Prajurit, pulau Sangiang dan pulau Ular. Kondisi topografi laut yang akan dilalui oleh jembatan ini yaitu kedalaman dasar laut antara + 25 m s/d + 200 m dibawah permukaan air laut. Jembatan Selat Sunda ini direncanakan menggunakan teknologi jembatan gantung, dengan trek atau jalur ganda bagi kendaraan pribadi, umum, dan kereta api.
Kapasitas maksimum Jembatan Selat Sunda diperkirakan 160 ribu kendaraan per hari dan 31.318 orang per hari. Dengan maksimum jumlah angkutan mencapai 76.800 per hari. Untuk barang seperti batu bara dapat melewati jembatan itu sekitar 1,75 juta ton per tahun. Dengan menggunakan rujukan jembatan Messina atau Stretto Di Messina di Italia. Prof. Wiratman menemukan bahwa kombinasi dua jembatan gantung (generasi ketiga) dengan bentang tengah 3500 m memberikan biaya yang paling ekonomis. Alignment yang dimaksud adalah:
- P. Jawa – P. Ular : viaduct 3 km
- P. Ular – P. Sangiang : 7.8 km jembatan gantung
- P. Sangiang : 5 km jalan dan rel kereta api
- P. Sangiang – P. Prajurit : 7.6 km jembatan gantung
- P. Prajurit : 1 km jalan dan rel kereta api
- P. Prajurit – P. Sumatera : viadut 3 km

Menuai Rekor
Jembatan ini jika terealisasi merupakan Jembatan bentang terpanjang di dunia. Hal ini karena jembatan terpanjang saat ini adalah Jembatan Messini yang menghubungkan pulau Italia dan Sisilia sepanjang 3.300 m dan terpanjang kedua adalah jembatan Akashi Kaikyo di Jepang dengan bentang jembatan mencapai 1991 m. Jembatan Selat Sunda akan menjadi jembatan terpanjang kedua dunia setelah jembatan Shanghai di Cina yang memiliki panjang total 36 km.

Profil Jembatan
Berdasarkan data Bappeda Lampung tahun 2007, panjang Jembatan Selat Sunda akan mencapai 29 kilometer dan lebar 60 meter yang terdiri atas jalur mobil, kereta api, dan sepeda motor serta berada pada ketinggian 70 m di atas permukaan laut. Biayanya diperkirakan lebih dari Rp 100 triliun. Jembatan Selat Sunda direncanakan mampu dilalui maksimum 160.000 kendaraan per hari. Berikut data yang lebih rinci mengenai spesifikasi Jembatan Selat Sunda:

  • Panjang 29 kilometer
  • Lebar 60 meter
  • Jalan mobil 2 x 3 meter
  • Jalan sepeda motor dan pejalan kaki 2 x 1 meter
  • Double track kereta di tengah
  • Lokasi 50 kilometer dari Gunung Krakatau
  • Desain tahan gempa dan tsunami
  • Melintasi tiga pulau: Prajurit, Sangiang, dan Ular.
  • Terdiri atas dua jembatan gantung berbentang ultrapanjang: 3,5 km dan 7 km.
  • Terdiri atas tiga jembatan konvensional berbentang 6–7,5 km.
  • Kapasitas maksimum 160 ribu kendaraan per hari dan 31.318 orang per hari
  • Barang seperti batu bara sekitar 1,75 juta ton per tahun atau 4,7 ribu ton per hari
sumber ; http://manajemenproyekindonesia.com/?p=356

Penyebab Jembatan Selat Sunda di tunda

Deputi Menteri Perekonomian Luky Eko Wuryanto membeberkan alasan penundaan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS). Dia menjelaskan pembangunan JSS ditunda karena pemerintah khawatir orang Sumatera justru berbondong datang ke Pulau Jawa.

Hal ini dikarenakan belum majunya perekonomian Sumatera. Padahal, pembangunan JSS diniatkan untuk pemerataan ekonomi. "Ada Jembatan JSS yang ada Jawa makin penuh. Kami menginginkan orang Jawa yang ke Sumatera" jelas Luky di kantornya, Jakarta, Selasa (26/8).

Dari penjelasan Luky, pembangunan JSS akan dilaksanakan setelah dibangunnya tol Trans Sumatera. Pembangunan tol ini akan memajukan perekonomian Sumatera sehingga harapannya penduduk Jawa yang akan berpindah ke sana.

"Kita tidak ingn jembatan JSS ada sebelum Sumatera terintergasi, karena tol Sumatera sangat penting, itu mengintergasi ekonomi," tegasnya.

Dari perencanaan Luky, pasca tol Trans Sumatera dibangun yang kemudian disusul oleh JSS, pemerintah akan membangun jembatan Selat Malaka. Jembatan ini akan menghubungkan Pulau Sumatera dengan Malaysia.

Jembatan Selat Malaka saat ini belum dibangun karena pemerintah takut perekonomian Sumatera akan tersedot ke Malaysia. "Ide JSS itu dulu ada tekanan internasional membangun Jembatan Selat Malaka lewat Riau. Itu hanya salah satu saja. Kemudian pemerintah mencanangkan JSS dulu. Kita tidak mau kemajuan Sumatera tersedot ke Malaysia," tutupnya.

Saat ini, pembangunan JSS akan diserahkan sepenuhnya ke pemerintah Jokowi apakah akan terus dibangun atau tidak.

sumber : http://www.merdeka.com/uang/ini-sebab-pemerintah-sby-tunda-bangun-jss.html

Ditanya JSS, Presiden SBY Celingukan

Sabtu, 28 Juli 2012 | 08:49 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato tentang pelaksanaan Gerakan Nasional Penghematan Penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Istana Negara, Jakarta, (29/5). ANTARA/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Siapa yang menyangka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak tahu -atau mungkin pura pura tidak tahu, kepanjangan dari proyek Jembatan Selat Sunda (JSS).

Saat jumpa wartawan seusai rapat di Kementerian Kuangan, Jumat, 27 Juli 2012, Presiden Yudhoyono sempat terdiam ketika ditanya apakah pemerintah akan merevisi Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2011 tentang pembangunan Jembatan Selat Sunda.

Presiden SBY kemudian menoleh ke Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa yang berdiri di sisi kanannya. Kedua menteri itu kemudian menjawab JSS adalah kependekan dari Jembatan Selat Sunda.

"Oh maksudnya itu," kata Presiden Yudhoyono sambil terkekeh. "Saya kira JSS itu Jalan-jalan Senang."

Ketika Presiden SBY mejawab pertanyaan itu, tampak Menteri Agus Martowardojo menoleh kesana-kemari, seakan mencari wartawan yang melayangkan pertanyaan soal JSS tadi. Sementara Menteri Hatta Rajasa menggelengkan kepala.

Terkait Jembatan Selat Sunda, Presiden SBY mengatakan belum menerima laporan atau perkembangan dari Tim Tujuh terkait revisi Pepres No.86 Tahun 2011. Oleh karena itu, ia belum bisa memberikan kepastian akan apa yang perlu dilakukan pada perpres tersebut. "Saya perlu lihat laporannya dulu sebelum memutuskan," ujarnya.

Presiden SBY mengakui bahwa ia mendengar adanya perdebatan terkait Perpres No.86 Tahun 2011. Dia melanjutka, bisa saja perpres itu direvisi kalau memang dibutuhkan.

"Kalau tafsirannya kurang jelas, ya diperjelas. Kalau memang perlu ada yang diubah, ya diubah. Namanya Peraturan Presiden, Peraturan Menteri itu bisa disesuaikan, namun tidak sembarangan," ujar SBY singkat.
sumber : http://m.tempo.co/read/news/2012/07/28/090419828/Ditanya-JSS-Presiden-SBY-Celingukan

 

 


Proyek Jembatan Selat Sunda Diganti MBPPT



Proyek Jembatan Selat Sunda Diganti MBPPT
Proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) diganti MBPPT dengan alasan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Foto: Istimewa

A+ A-
BANDAR LAMPUNG - Pemerintah melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan menyatakan konsep pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) sudah tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Untuk itu, pihaknya akan mengganti dengan proyek Percepatan Pengembangan Kawasan Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Apiapi (MBPPT).

Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago mengatakan, Indonesia memiliki lautan yang luas dan dikenal sebagai negara maritim.

"Sehingga yang diperlukan adalah membangun dermaga, memperbanyak kapal-kapal dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni begitupun sebaliknya. Kalau perlu kita minta galangan PT PAL bangun kapal sesuai spesifikasi yang mudah adaptasi dengan cuaca," ujarnya, usai menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan Provinsi Lampung di Bandar Lampung, Rabu (25/3/2015).

Andrinof menjelaskan alasan pemerintah tidak menjalankan pembangunan proyek JSS senilai lebih dari Rp200 triliun, karena dapat menimbulkan masalah sosial bagi masyarakat. "Pengelolaan JSS memungkinkan swasta mengelola lahan di kawasan selat sunda. Kalau pengusaan lahan di lokasi strategis dengan skala luas maka masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) makin banyak yang tidak bisa beli rumah sehingga harga rumah semakin tidak terjangkau," katanya.

Sebagai ganti proyek JSS, pemerintah menyiapkan proyek Percepatan Pengembangan Kawasan Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Apiapi alias MBPPT. Kawasan tersebut awalnya konsep pengembangan Jembatan Selat Sunda yang pada akhirnya mengalami perubahan.

Gubernur Provinsi Lampung, Ridho Ficardo mengatakan, proyek MBPPT telah melalui tahapan identifikasi maupun sosialisasi kepada masyarakat, terutama di daerah Merak-Bandar Lampung. "Kami telah melakukan pemetaan awal, termasuk menyiapkan lahan warga yang akan dibebaskan. Pada dasarnya masyarakat setuju," ujarnya.

Dia mengatakan, sosialisasi maupun persetujuan pembebasan lahan warga, nantinya akan disampaikan kepada pemerintah dan diganti rugi melalui Badan Pertanahan Nasional (BPN). "Nanti pada saatnya, pemerintah pusat untuk ganti rugi melalui BPN. Kita mengidentifikasi saja di lapangan," pungkasnya.

Sebagai informasi, Pengembangan Kawasan MBPPT meliputi jalan tol dan pengembangan pelabuhan. Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) sebelumnya telah menyusun masterplan MBPPT dengan melibatkan BUMN terkait. Untuk pembangunan jalan tol dalam menunjang kawasan MBPPT dibutuhkan tiga ruas dengan nilai Rp53 triliun, di antaranya Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Terbanggi Besar-Kayu Agung serta Tol Kayu Agung-Palembang.
sumber : http://ekbis.sindonews.com/read/981338/34/proyek-jembatan-selat-sunda-diganti-mbppt-1427286891

Jembatan Barelang Batam

Jembatan Barelang













 Jembatan Barelang adalah sebuah nama yang tentu sudah tidak asing lagi di telinga. Terutama untuk penduduk tempatan dan turis lokal atau turis mancanegara. Mungkin sudah ada puluhan atau ratusan informasi tentang Batam dengan Jembatan Barelangnya. Bahkan Pemerintah Kota Batam menjadikan Jembatan Barelang sebagai simbol kota dan juga ikon untuk program Visit Batam 2010. Lokasi Jembatan Barelang terletak sekitar 20 kilometer dari pusat kota Batam, provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.

Jembatan ini dibangun pada tahun 1992 dan selesai pada tahun 1998, pemerakarsanya BJ Habibie yang kala itu menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi. Pembangunan jembatan ini menelan biaya lebih dari Rp 400 miliar. Sebenarnya yang dimaksud dengan Jembatan Barelang itu adalah enam buah jembatan yang menghubungkan tiga pulau besar dan beberapa pulau kecil yang termasuk dalam provinsi Kepulauan Riau. Nama Barelang sendiri merupakan akronim dari nama tiga pulau besar yang dihubungkan oleh jembatan ini, yakni Pulau Batam, Pulau Rempang, dan Pulau Galang.

Selain arti nama Jembatan Barelang, akan kita susuri pengetahuan seputar enam buah Jembatan Barelang. Jembatan dengan total panjang 2.264 meter ini terdiri dari rangkaian enam jembatan yang masing-masing diberi nama raja yang pernah berkuasa pada zaman Kerajaan Melayu Riau pada abad 15-18 Masehi.

1. Jembatan yang pertama sekali kita temui disebut dengan nama Jembatan Tengku Fisabilillah. Struktur dan modelnya mirip dengan golden gate-nya San Fransisco USA. Jembatan inilah yang paling dikenal oleh masyarakat. Jembatan ini menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Tonton dan memiliki lebar tinggi 642 x 350 x 38 meter. Jembatan ini bercirikan model Cable Stayed yang menjuntai dan megah.
2. Jembatan kedua bernama Jembatan Narasinga yang menghubungkan Pulau Tonton dengan Pulau Nipah, berbentuk lurus tanpa lengkungan dan memiliki panjang lebar tinggi 420 x 160 x 15 meter.
3. Jembatan ketiga adalah Jembatan Ali Haji yang menghubungkan Pulau Nipah dengan Pulau Setokok dan memiliki panjang lebar tinggi 270 x 45 x 15 meter.
4. Jembatan keempat bernama Jembatan Sultan Zainal Abidin yang menghubungkan Pulau Setokok dengan Pulau Rempang dan memiliki panjang lebar tinggi 365 x 145 x 16,5 meter.
5. Jembatan kelima adalah Jembatan Tuanku Tambusai yang menghubungkan Pulau Rempang dengan Pulau Galang dan memiliki panjang lebar tinggi 385 x 245 x 31 meter.
6. Jembatan terakhir bernama Jembatan Raja Kecil, menghubungkan Pulau Galang dengan Pulau Galang Baru dan memiliki panjang lebar tinggi 180 x 45 x 9,5 meter. Selain jembatan pertama, jembatan yang juga terkenal adalah jembatan keenam ini. Jembatan ini dikenal karena nilai sejarah dari pulau yang dihubungkannya. Di Pulau Galang ini pernah dijadikan tempat penampungan sedikitnya 250.000 pengungsi dari Vietnam pada tahun 1975-1996. Bekas tempat pengungsian yang berada di Desa Sijantung, Kecamatan Galang ini masih menyisakan benda-benda atau bangunan-bangunan peninggalan para pengungsi.